Tittle : Love Like Oxzygen (2/2)
Author : KireiNa (http://www.facebook.com/kristinajrs)
Main Cast : Bae Suzy, Ok Taecyeon
Genre : Romance, Komedi (garing)
Leght : Twoshoot
Twitter : @kireinashfly (silahkan follow)
blog : elfclouds811.blogspot.com
ending....
“ Anyeonghaseyo ahjuma, Suzy ada?” tanyaku pada pembantu rumah Suzy.
“ Ada, silahkan masuk,” ucapnya membiarkan aku masuk lalu menghilang untuk memanggil Suzy.
Beberapa saat kemudia Suzy keluar menyapaku.
“ Hai,” ucapnya singkat.
“ Ada apa sebenarnya?” tayakku langsung kepokok permasalahan. Aku tidak suka berbelit-belit.
“ Apa?” Suzy membalikkan pertanyaan itu.
“ Kenapa tadi langsung pergi?Kenapa tidak pernah mengangkat teleponku ataupun membalas pesanku,” tanyaku menatapnya tajam.
“ Oh itu, tadi aku sangat sibuk-“
“ Sibuk menghindariku,” pootongku tegas.
Suzy menghela napas berat. Memejamkan matanya sesaat.
“ Kau pulang saja, aku mau istirahat,” ucapnya tanpa menatapku.
Ku lihat wajahnya yang sedikit pucat. Apa dia sakit?
“ Kamu sakit?” tanyaku meletakkan punggung tanganku ke dahinya berniat memeriksa suhu tubuhnya.
PLAK…dengan sekali gerakan dia menepis tanganku.
“ Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu lagi pura-pura perhatian padaku,” ucapnya kesal memalingkan wajahnya tidak mau menatapku lalu berlari menuju kamarnya.
“ Suzy!” panggilku lagi tapi tak ada jawaban.
Pura-pura perhatian? Apa maksudnya. Ku pacu mobilku ke arah rumah Jieun, selama ini dia yang paling akrab dengan Suzy, jadi dia pasti tahu.
“ Apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.
“ Dia sudah tahu kalau kau hanya memanfaatkannya untuk membuat Yonna cemburu,” jelas Jieun yang berhasil membuat jantungku mau lepas dari tempatnya, “ Dia mendengar pembicaraan kalian di ruanganmu tempo hari,”
“ Dia pasti tidak mendengar semuanya,” gumamku menyesal, “ Ini salah paham, awalnya memang seperti itu. Tapi setelah benar-benar mengenal Suzy aku benar-benar jatuh cinta padanya,”
“ Sepertinya kau terlambat, besok Suzy akan pergi,” jawabnya menatapku iba.
“ Pergi? Kemana?” keterkejutanku tidak bisa kusembunyikan lagi.
“ Ke Italia. Sebenarnya sehari sebelum dia mengetahui itu, Suzy mendapat kabar dari ibunya kalau ayahnya memerlukan bantuan Suzy di perusahaan. Tapi karena kondisi perusahaan tidak terlalu kritis dia tetap memilih tinggal disini. Untuk bersamamu…..” Jieun menjeda kalimatnya membuatku tidak sabar, “ Tapi setelah ini semua terjadi dia memutuskan untuk pergi,” jelasnya panjang lebar.
“ Jadi dia akan pergi tanpa pamit padaku?”
“ Salah sendiri kau mempermainkan perasaannya. Suzy itu sangat mencintaimu tahu,” ucap Jieun menoyor kepalaku gemas.
~o0o~
Disinilah aku sekarang, berlari menyusuri bandaran hanya untuk mencari sesosok manusia yang telah aku sakiti selama ini. Dengan langkah gelisah kakiku terus berlari sedangkan mataku dengan teliti menatap setiap wanita yang berpapasan denganku.
Setelah 30 menit aku berlari akhirnya ku temukan sosok itu tengah menatap kosong ke tiket yang digengamnya. Dengan sendirinya langkahku melambat mendekatinya perlahan.
GREB…
Langsung ku dekap tubuh mungilnya dari belakang, berharap dia tidak akan meninggalkanku dengan keadaan seperti ini. Bisa ku rasakan tubuhnya kaget karena pelukan mendadakku.
“ Saranghae,” ucapku berbisik di telinganya.
“Taecyeon -“
“ Mianhae. Jeongmal mianhae,” potongku sebelum dia meluncurkan protes, “ Awalnya aku memang hanya ingin memanfaatkanmu, tapi setelah kita menjalin hubungan aku sadar kalau aku lebih…mencintaimu,” lanjutku melepaskan lenganku lalu membalikkan badannya untuk berhadaan denganku.
Ku tatap langsung manic matanya yang sangat ku rindukan dalam setiap tidurku. Dia hanya diam tak mengucapkan sepatah katapun. Ya Tuhan..buatlah dia bicara, sungguh aku tidak ingin kehilangan wanita ini. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis.
‘ PESAWAT TUJUAN ITALIA AKAN SEGERA BERANGKAT. DIMOHON UNTUK PARA PENUMPANG SEGERA BERSIAP-SIAP’
Perlahan di lepaskannya gengaman tanganku dari tangannya.
“ Aku harus pergi,” ucap Suzy mengusap air mata yang sempat menetes di pipi putihnya.
“ Maafkan aku,” ucapku lagi kali ini ku rasakan air bening itu meluncur melewati pipiku.
“ Aku sudah memaafkanmu oppa, tadi Jieun sudah mengatakan semuanya padaku. Tapi…rasa sakit di hatiku tidak bisa sepenuhnya sembuh hanya karena itu,” ucapnya menghapus air mataku dengan tangannya yang hangat.
Suzy mengecup bibirku singkat lalu kembali tersenyum, “ Sampai jumpa Taecyeon oppa,” ucapnya lalu melangkah meninggalkanku.
Aku hanya bisa menatap nanar punggungnya yang semakin menjauh. Menundukkan kepalaku, merutuki diriku sendiri yang telah menyia-nyiakan dan menyakiti wanita yang sangat berharga.
“ Hwaiting oppa,” teriakannya menyadarkanku.
Ku angkat kepalaku menatapnya yang sudah berada di pintu keberangkatan. Tangannya melambai mengucapkan selamat tinggal. Tak terasa tanganku ikut terangkat dan melambai padanya. Lalu sosoknya menghilang bersama burung raksasa yang melintasi angkasa yang luas membawanya ke negeri pizza.
Mataku masih menatap kosong ke langit yang berwarna cerah hari ini. Suzy-a…ku harap kau segera kembali. Kembali dalam pelukanku.
# 1 years latter….
Suzy POV
Pesawat yang membawaku pulang ke negeriku mendarat tepat pukul 14.45. saat keluar dari pintu kedatangan seseorang langsung memelukku erat dan hangat, membuatku kaget.
“ Hai,” ucapnya setelah melepaskan pelukannya, “ Mana oleh-olehku?” tanyannya merangkulku membimbingku meninggalkan bandara.
“ Sepertinya aku lupa membawanya,” ucapku yang berhasil membuatnya cemberut.
“ Haha..kau seperti anak kecil,” ku cubit pipinya gemas, “ Mana Yonna?” tanyaku setelah kami sampai di luar bandara.
“ Biasa lah, diakan suka telat,” ucapnya melirik jam di tangannya, “ Nah itu dia,” lanujutnya meunjuk sebuah mobil yang berhenti tepat didepan kami.
“ Kenapa sih kau tidak pernah tepat waktu,” protes Jieun saat Yonna keluar dari mobilnya.
“ Maaf, maaf, tadi aku harus mengantar seorang nenek-“
“ BOHONG,” teriak aku dan Jieun kompak.
“ Hehe,” tawanya lalu memelukku erat dan hangat, “ Bagaimana kabarmu?” tanyannya setelah melepaskan pelukan kami.
“ Seperti ini lah,” jawabku apa adanya.
“ Seharusnya disana kau makan lebih banyak supaya badanmu sedikit gemuk,” ucap Yonna lagi.
“ Aku kan disana bukan untuk malas-malasan,” protesku memasukkan barang-barangku ke bagasi mobil Yonna dibantu dua sahabat terbaikku itu.
“ Iya..iya,” ucap mereka bersamaan.
Mobil Yonna mulai melaju menyusuri jalanan kota Seoul yang tidak pernah sepi ini menuju rumahku yang satu tahun sudah ku tinggalkan.
“ Bagaimana kabarnya?” tanyaku dalam perjalanan.
“ Seperti itulah,” jawab Yonna yang mengerti arah pembicaraanku.
“ Seperti itu bagaimana?” tanyaku penasaran.
Memang setelah perpisahan kami satu tahun yang lalu aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya. Ku akui aku memang sangat merindukannya selama ini.
“ Bagaimana kalau kita kerumah sakit dulu,” ucap Jieun tiba-tiba.
“ Shireo,” tolakku cepat.
Buat apa kerumah sakit. Bagaimana kalau dia sudah melupakanku. Mau di taruh dimana mukaku. Mereka pun mengalah dan mengantarkanku pulang.
~o0o~
Hari ini akhirnya tiba, ide yang tiba-tiba muncul dalam otakku akan ku lancarkan hari ini. Aku menghubungi Yonna dan Jieun untuk membantu rencana terselubungku. Lupakan masalah malu, yang harus ku lakukan sekarang adalah pura-pura kesakitan. Yonna dan Jieun yang pernah magang di rumah sakitpun meminta bantuan pada suster dan karyawan lain. Untung saja hari ini lumayan sepi jadi kami bisa leluasa menluncurkan rencana ini.
Pertama mereka membantuku membuat aku terlihat sesakit mungkin. Membalurkan obat merah dan sedikit darah keseluruh tubuhku. Aku dibaringkan di sebuah tempat tidur berroda. Sebelumnya Yonna sudah memberitahu Taecyeon kalau mobil yang aku kendarai dalam perjalanan pulang mengalami kecelakaan dan sekarang aku di rumah sakit. Sekarat.
It’s Show time. Yonna dan Jieun panic juga sampai menangis sesegukan mendorong tempat tidur yang digunakan untuk membaringkanku. Aku sempat dibuat terpukau dengan acting mereka yang sangat menyakinkan itu.
“ Suzy…” teriakan itu datang dari seorang namja yang berlari menghampiri tubuhku , de genggamnya tanganku erat, “ Bagaimana ini bisa terjadi?” tanyanya panic dan bingung. Kubuka sedikit mataku mengintip mereka.
“ Dokter, dia kritis,” ucap seorang suster. Ku pejamkan mataku lagi.
“ Cepat bawa ke ruang UGD ah tidak ruang operasi, ah…” Taecyeon mengacak rambutnya frustasi.
Perutku sakit menahan tawa sedangkan Yonna dan Jieun terus menangis tapi aku tahu kalau sebenarnya mereka tertawa. Aku pura-pura sesak napas, berakting seperti orang-orang yang sekarat.
“ Dokter…dokter,” teriak seorang suster histeris yang dibuat-buat.
“ Nadinya melemah,” balas yang satu lagi.
“ Suzyyy….bertahan,” ucap Jieun memegang tanganku ikut histeris.
Karena penasaran ku buka lagi mataku sedikit untuk melihat ekspresi wajahnya. Wajahnya pucat pasi, sementara itu suster-suster itu pura-pura bingung Yonna dan Jieun ikut berteriak-teriak memanggil namaku. Dan….
BRRRUK
Taecyeon terjatuh. Pingsan. Tak sadarkan diri. Aku langsung bangun, menatap tak percaya pada tubuh berbalut jas kebesarannya yang selalu ia banggakan. Semua suster, Yonna, Jieun dan tak terkecuali aku, melongo dengan mata sedikit membulat.
“ Kenapa jadi dia yang pingsan?” ucapan Jieun menyadarkan kami semua.
Rasa takjub dan tak percaya, itulah yang aku rasakan. Aku segera turun dari tempat tidur mendekati Taecyeon yang masih tergeletak tak berdaya di lantai rumah sakit.
“ Taecyeon-ssi,” ku tepuk pipinya perlahan tapi tak ada gerakan balasan.
Akhirnya kami mengangkat tubuhnya ke atas tempat tidur yang tadinya aku tiduri dan membawanya ke sebuah ruangan.
“ Dia kan dokter, bagaimana bisa seorang dokter malah pingsan saat keadaan gawat seperti itu,” ucap Jieun.
“ Aku jadi meragukan gelar dokternya,” lanjutku.
“ Berarti sudah terbukti kalau dia sangat mencintaimu, Suzy-a,” Yonna menyenggol lenganku, membuatku tersenyum penuh arti.
Beberapa saat kemudian dia mulai bergerak membuka matanya perlahan.
“ Suzy…” rancaunya belum sadar sepenuhnya.
“ SUZY…” sekarang teriakan itu bisa ku dengar.
Taecyeon mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan berhenti padaku yang masih berlumuran darah palsu. Dengan cepat dia beranjak dari tempat tidurnya menghampiriku lalu memelukku erat.
“ Apa aku ikut mati?” gumamnya setelah melepaskan pelukannya. Lalu mengarahkan tatapanya pada Yonna dan Jieun, “ Tapi kenapa kalian juga ada disini?” tanyanya menunjuk kedua sahabatku yang menahan tawa. wajah mereka sudah memerah sempurna kali ini.
“ Buahahahahahaha…” tawa kami bertiga pecah seketika.
Wajahnya bingung menatap kami bertiga. Frustasi..hanya itu yang bisa ku gambarkan.
“ Aku pasti sudah gila,” dia melangkah mundur sambil memegangi kepalanya.
“ Sepertinya sudah cukup, Suzy-a,” Yonna mulai bisa mengendalikan tawanya.
Aku menghela napas sebentar lalu melangkah mendekatinya, menjitak kepalanya keras.
“ Awww,” dia mengelus-elus bekas jitakanku.
“ Apa itu bisa menyadarkanmu?” tanyaku membungkukkan badan agar wajah kami sejajar.
Matanya yang sipit semakin menyipit menatapku.
“ Dokter Ok,” beberapa suster masuk keruangan ini. Aku kembali menegakkan badanku.
“ Syukurlah kau sudah sadar, kami merasa sangat menyesal. Maaf sudah ikut andil dalam rencana-“
“ Jadi kalian semua mengerjai aku?!” ucapnya menaikkan suaranya beberapa oktaf.
“ Happy birthday,” ucapku lembut lalu mengecup bibirnya sekilas. Bisa kuraakan kalau dia terkejut dengan kecupan singkatku.
“ Selamat ulang tahun…” teriak mereka serempak menyalakan kembang api sedangkan Yonna dan Jieun membawa kue yang kami sembunyikan dengan lilin berbentuk angka 24.
“ Ah…seharusnya aku tahu,” dia menghela napas, lalu.. “ Aku hanpir mati karena ulahmu tahu,” teriaknya yang berhasil membuat semua orang yang ada di ruangan ini menutup telinganya. Lalu memelukku erat dan kali ini sangat lama.
“ Ehem..” Yonna sengaja berdehem, Taecyeonpun melepaskan pelukannya.
“ Sampai kapan kau mau menelantarkan lilin yang hanpir meleleh habis ini, dokter Ok,” lanjut Jieun.
Taecyeon menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal itu lalu diam sesaat dan meniup lilin itu. Semua bergantian mengucapkan selamat ulang tahun dan Taecyeon berjanji akan mengadakan pesta kecil sepulang kerja dengan mereka semua.
“ Aku jadi meragukan gelar dokter mu itu,” ucap Jieun mengulang pertanyaanku saat kami hanya bertiga di kantor Taecyeon dengan bajuku yang sudah berganti.
“ Iya, bagaimana bisa seorang dokter malah pingsan disaat sang pasien kritis,” lanjut Yonna.
Lengan kanan Taecyeon melingkar di pingangku sedangkan sebelah kiri memegang segelas kopi.
“ Bisa-bisa kau dituntut,” Yonna menyesap kopinya.
“ Kalian ini bagaimana. Mana mungkin aku bisa berdiri tegak melihat wanita yang aku cintai meninggal didepan mataku dan aku tidak bisa berbuat apa-apa,” jawabnya yang sukses membuat pipiku memanas, kurasa sekarang pipiku sudah semerah tomat.
“ Cie..” kata Yonna dan Jieun menggodaku.
“ Sebenarnya hari ini aku libur, tapi ketika mendengar kabar dari Yonna tadi aku lagsung kesini,” lanjut Taecyeon lagi.
“ Ouh…gawat. Yonna, bukankah hari ini kita harus menghadap Profesor Choi,” ucap Jieun menepuk dahinya.
“ Bodoh,” balas Yonna melirik jam yang melingkar di lengannya lalu menyambar tas.
“ Suzy, oppa kita pergi dulu, sampai ketemu nanti malam,” teriak Yonna dari pintu.
“ Bye Suzy Taecyeon-ssi,” ucap Jieun menyusul Yonna, “ Bersenang-senanglah selagi sepi..hehe,” tambahnya mengedipkan sebelah matanya pada Taecyeon.
“ Ckckk,” decak Taecyeon lalu melirikku.
Aku hanya bisa menatap punggung mereka yang sudah menghilang di balik pintu.
“ Selalu seperti itu,” gumamku lirih.
Taecyeon meletakkan gelas kopinya dan turun dari meja yang kami duduki. Badannya sedikit membungkuk agar sejajar dengan wajahku dan meletakkan tangannya menyangga tubunya di kanan kiriku. Saat ini wajah kami hanya berjarak kurang lebih 10 cm membuatku bisa merasakan napasnya yang menerpa wajahku. Membuat wajahku kembali memanas dan deru jantungku yang tidak beraturan kembali muncul.
“ Jangan lakukan itu lagi,” ucapnya menatapku tajam.
Senyum itu langsung tersungging di bibirku.
“ Kalau kau masih ingin melihatku hidup jangan lakukan itu lagi. Arraseo?” jelasnya.
“ Ne,” jawabku malas. Memundurkan tubuhku menyangganya dengan kedua tanganku yang ku letakkan dibelakang, sebisa mungkin menjauhkan wajahku dari wajahnya, “ Tadinya aku hanya ingin memberimu kejutan, tapi kau malah pingsan,” lanjutku menegakkan tubuhku lagi hingga posisi semula untuk melihat ekspresinya.
Matanya menyipit.
“ Lebih tepatnya kau menguji jantungku,” balasnya.
Bibirku kembali menyungingkan senyum, “ Kau masih mencintaiku?”
Dia terdiam beberapa saat, “ Tentu saja. setelah kita berpisah satu tahun yang lalu, rasa cinta ini semakin dalam. Dan setelah itu, otakku hanya di penuhi dengan Suzy, Suzy dan Bae Suzy,” ucapnya mendekatkan wajahnya, “ Aku mencintaimu. Saranghae,”
Pertanyaan bodoh, aku jadi salah tingkah sendiri. Kupegang pipiku yang memanas dengan kedua tanganku.Taecyeon mendekatkan wajahnya mengambil tanganku dan meletakkannya di lehernya. Dia mulai mencium bibirku lembut, sebelah tangannya memegangi tengkuku agar ciumannya tidak terlepas. Ku balas ciumannya tak kalah lembut, menyalurkan kerinduan yang tertunda selama 1 tahun ini.
Jantungku berdebar sangat cepat setiap kali bibirnya bergerak lembut. jemariku mulai menyusup ke rambut hitamnya. Semakin lama ku rasa dadaku sesak, seakan semua oksigenku diambilnya.
CEKLEK…
”Ups,” suara seseorang menyadarkan kami. Taecyeon melepaskan ciumannya dan sedikit menjauh dari tubuhku. Aku segera memalingkan wajahku menyembunyikan rasa malu dan wajahku yang semerah kepiting rebus. Kami sama-sama salah tingkah.
“ M-Maaf dokter Ok, tapi anda di perlukan di ruang UGD,” ucap suster itu dengan wajah yang memerah.
“ Aku segera kesana,” jawab Taecyeon datar mengambil jasnya dan peralatan yang selalu bertengger di lehernya, “ Hari inikan jadwalku libur,” gumamnya mengerucutkan bibirnya lucu.
“ Aku segera kembali,” ucapnya lembut mengecup dahiku.
Aku hanya mengangguk, mataku terus mengikutinya sampai dia akan menutup pintu.
“ Oppa,” panggilku ketika dia akan menutup pintu.
“ Ne,”
“ Jangan pingsan lagi,” ucapku menahan tawa. Taecyeon menutup pintu dengan kesal dan tawakupun meledak.
END….^^
gomawo yang udah mau baca. RCL please...
menerima request FF, silahkan inbox ke http://www.facebook.com/kristinajrs atau tweet ke @kireinashfly.
Author : KireiNa (http://www.facebook.com/kristinajrs)
Main Cast : Bae Suzy, Ok Taecyeon
Genre : Romance, Komedi (garing)
Leght : Twoshoot
Twitter : @kireinashfly (silahkan follow)
blog : elfclouds811.blogspot.com
ending....
“ Anyeonghaseyo ahjuma, Suzy ada?” tanyaku pada pembantu rumah Suzy.
“ Ada, silahkan masuk,” ucapnya membiarkan aku masuk lalu menghilang untuk memanggil Suzy.
Beberapa saat kemudia Suzy keluar menyapaku.
“ Hai,” ucapnya singkat.
“ Ada apa sebenarnya?” tayakku langsung kepokok permasalahan. Aku tidak suka berbelit-belit.
“ Apa?” Suzy membalikkan pertanyaan itu.
“ Kenapa tadi langsung pergi?Kenapa tidak pernah mengangkat teleponku ataupun membalas pesanku,” tanyaku menatapnya tajam.
“ Oh itu, tadi aku sangat sibuk-“
“ Sibuk menghindariku,” pootongku tegas.
Suzy menghela napas berat. Memejamkan matanya sesaat.
“ Kau pulang saja, aku mau istirahat,” ucapnya tanpa menatapku.
Ku lihat wajahnya yang sedikit pucat. Apa dia sakit?
“ Kamu sakit?” tanyaku meletakkan punggung tanganku ke dahinya berniat memeriksa suhu tubuhnya.
PLAK…dengan sekali gerakan dia menepis tanganku.
“ Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu lagi pura-pura perhatian padaku,” ucapnya kesal memalingkan wajahnya tidak mau menatapku lalu berlari menuju kamarnya.
“ Suzy!” panggilku lagi tapi tak ada jawaban.
Pura-pura perhatian? Apa maksudnya. Ku pacu mobilku ke arah rumah Jieun, selama ini dia yang paling akrab dengan Suzy, jadi dia pasti tahu.
“ Apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.
“ Dia sudah tahu kalau kau hanya memanfaatkannya untuk membuat Yonna cemburu,” jelas Jieun yang berhasil membuat jantungku mau lepas dari tempatnya, “ Dia mendengar pembicaraan kalian di ruanganmu tempo hari,”
“ Dia pasti tidak mendengar semuanya,” gumamku menyesal, “ Ini salah paham, awalnya memang seperti itu. Tapi setelah benar-benar mengenal Suzy aku benar-benar jatuh cinta padanya,”
“ Sepertinya kau terlambat, besok Suzy akan pergi,” jawabnya menatapku iba.
“ Pergi? Kemana?” keterkejutanku tidak bisa kusembunyikan lagi.
“ Ke Italia. Sebenarnya sehari sebelum dia mengetahui itu, Suzy mendapat kabar dari ibunya kalau ayahnya memerlukan bantuan Suzy di perusahaan. Tapi karena kondisi perusahaan tidak terlalu kritis dia tetap memilih tinggal disini. Untuk bersamamu…..” Jieun menjeda kalimatnya membuatku tidak sabar, “ Tapi setelah ini semua terjadi dia memutuskan untuk pergi,” jelasnya panjang lebar.
“ Jadi dia akan pergi tanpa pamit padaku?”
“ Salah sendiri kau mempermainkan perasaannya. Suzy itu sangat mencintaimu tahu,” ucap Jieun menoyor kepalaku gemas.
~o0o~
Disinilah aku sekarang, berlari menyusuri bandaran hanya untuk mencari sesosok manusia yang telah aku sakiti selama ini. Dengan langkah gelisah kakiku terus berlari sedangkan mataku dengan teliti menatap setiap wanita yang berpapasan denganku.
Setelah 30 menit aku berlari akhirnya ku temukan sosok itu tengah menatap kosong ke tiket yang digengamnya. Dengan sendirinya langkahku melambat mendekatinya perlahan.
GREB…
Langsung ku dekap tubuh mungilnya dari belakang, berharap dia tidak akan meninggalkanku dengan keadaan seperti ini. Bisa ku rasakan tubuhnya kaget karena pelukan mendadakku.
“ Saranghae,” ucapku berbisik di telinganya.
“Taecyeon -“
“ Mianhae. Jeongmal mianhae,” potongku sebelum dia meluncurkan protes, “ Awalnya aku memang hanya ingin memanfaatkanmu, tapi setelah kita menjalin hubungan aku sadar kalau aku lebih…mencintaimu,” lanjutku melepaskan lenganku lalu membalikkan badannya untuk berhadaan denganku.
Ku tatap langsung manic matanya yang sangat ku rindukan dalam setiap tidurku. Dia hanya diam tak mengucapkan sepatah katapun. Ya Tuhan..buatlah dia bicara, sungguh aku tidak ingin kehilangan wanita ini. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis.
‘ PESAWAT TUJUAN ITALIA AKAN SEGERA BERANGKAT. DIMOHON UNTUK PARA PENUMPANG SEGERA BERSIAP-SIAP’
Perlahan di lepaskannya gengaman tanganku dari tangannya.
“ Aku harus pergi,” ucap Suzy mengusap air mata yang sempat menetes di pipi putihnya.
“ Maafkan aku,” ucapku lagi kali ini ku rasakan air bening itu meluncur melewati pipiku.
“ Aku sudah memaafkanmu oppa, tadi Jieun sudah mengatakan semuanya padaku. Tapi…rasa sakit di hatiku tidak bisa sepenuhnya sembuh hanya karena itu,” ucapnya menghapus air mataku dengan tangannya yang hangat.
Suzy mengecup bibirku singkat lalu kembali tersenyum, “ Sampai jumpa Taecyeon oppa,” ucapnya lalu melangkah meninggalkanku.
Aku hanya bisa menatap nanar punggungnya yang semakin menjauh. Menundukkan kepalaku, merutuki diriku sendiri yang telah menyia-nyiakan dan menyakiti wanita yang sangat berharga.
“ Hwaiting oppa,” teriakannya menyadarkanku.
Ku angkat kepalaku menatapnya yang sudah berada di pintu keberangkatan. Tangannya melambai mengucapkan selamat tinggal. Tak terasa tanganku ikut terangkat dan melambai padanya. Lalu sosoknya menghilang bersama burung raksasa yang melintasi angkasa yang luas membawanya ke negeri pizza.
Mataku masih menatap kosong ke langit yang berwarna cerah hari ini. Suzy-a…ku harap kau segera kembali. Kembali dalam pelukanku.
# 1 years latter….
Suzy POV
Pesawat yang membawaku pulang ke negeriku mendarat tepat pukul 14.45. saat keluar dari pintu kedatangan seseorang langsung memelukku erat dan hangat, membuatku kaget.
“ Hai,” ucapnya setelah melepaskan pelukannya, “ Mana oleh-olehku?” tanyannya merangkulku membimbingku meninggalkan bandara.
“ Sepertinya aku lupa membawanya,” ucapku yang berhasil membuatnya cemberut.
“ Haha..kau seperti anak kecil,” ku cubit pipinya gemas, “ Mana Yonna?” tanyaku setelah kami sampai di luar bandara.
“ Biasa lah, diakan suka telat,” ucapnya melirik jam di tangannya, “ Nah itu dia,” lanujutnya meunjuk sebuah mobil yang berhenti tepat didepan kami.
“ Kenapa sih kau tidak pernah tepat waktu,” protes Jieun saat Yonna keluar dari mobilnya.
“ Maaf, maaf, tadi aku harus mengantar seorang nenek-“
“ BOHONG,” teriak aku dan Jieun kompak.
“ Hehe,” tawanya lalu memelukku erat dan hangat, “ Bagaimana kabarmu?” tanyannya setelah melepaskan pelukan kami.
“ Seperti ini lah,” jawabku apa adanya.
“ Seharusnya disana kau makan lebih banyak supaya badanmu sedikit gemuk,” ucap Yonna lagi.
“ Aku kan disana bukan untuk malas-malasan,” protesku memasukkan barang-barangku ke bagasi mobil Yonna dibantu dua sahabat terbaikku itu.
“ Iya..iya,” ucap mereka bersamaan.
Mobil Yonna mulai melaju menyusuri jalanan kota Seoul yang tidak pernah sepi ini menuju rumahku yang satu tahun sudah ku tinggalkan.
“ Bagaimana kabarnya?” tanyaku dalam perjalanan.
“ Seperti itulah,” jawab Yonna yang mengerti arah pembicaraanku.
“ Seperti itu bagaimana?” tanyaku penasaran.
Memang setelah perpisahan kami satu tahun yang lalu aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya. Ku akui aku memang sangat merindukannya selama ini.
“ Bagaimana kalau kita kerumah sakit dulu,” ucap Jieun tiba-tiba.
“ Shireo,” tolakku cepat.
Buat apa kerumah sakit. Bagaimana kalau dia sudah melupakanku. Mau di taruh dimana mukaku. Mereka pun mengalah dan mengantarkanku pulang.
~o0o~
Hari ini akhirnya tiba, ide yang tiba-tiba muncul dalam otakku akan ku lancarkan hari ini. Aku menghubungi Yonna dan Jieun untuk membantu rencana terselubungku. Lupakan masalah malu, yang harus ku lakukan sekarang adalah pura-pura kesakitan. Yonna dan Jieun yang pernah magang di rumah sakitpun meminta bantuan pada suster dan karyawan lain. Untung saja hari ini lumayan sepi jadi kami bisa leluasa menluncurkan rencana ini.
Pertama mereka membantuku membuat aku terlihat sesakit mungkin. Membalurkan obat merah dan sedikit darah keseluruh tubuhku. Aku dibaringkan di sebuah tempat tidur berroda. Sebelumnya Yonna sudah memberitahu Taecyeon kalau mobil yang aku kendarai dalam perjalanan pulang mengalami kecelakaan dan sekarang aku di rumah sakit. Sekarat.
It’s Show time. Yonna dan Jieun panic juga sampai menangis sesegukan mendorong tempat tidur yang digunakan untuk membaringkanku. Aku sempat dibuat terpukau dengan acting mereka yang sangat menyakinkan itu.
“ Suzy…” teriakan itu datang dari seorang namja yang berlari menghampiri tubuhku , de genggamnya tanganku erat, “ Bagaimana ini bisa terjadi?” tanyanya panic dan bingung. Kubuka sedikit mataku mengintip mereka.
“ Dokter, dia kritis,” ucap seorang suster. Ku pejamkan mataku lagi.
“ Cepat bawa ke ruang UGD ah tidak ruang operasi, ah…” Taecyeon mengacak rambutnya frustasi.
Perutku sakit menahan tawa sedangkan Yonna dan Jieun terus menangis tapi aku tahu kalau sebenarnya mereka tertawa. Aku pura-pura sesak napas, berakting seperti orang-orang yang sekarat.
“ Dokter…dokter,” teriak seorang suster histeris yang dibuat-buat.
“ Nadinya melemah,” balas yang satu lagi.
“ Suzyyy….bertahan,” ucap Jieun memegang tanganku ikut histeris.
Karena penasaran ku buka lagi mataku sedikit untuk melihat ekspresi wajahnya. Wajahnya pucat pasi, sementara itu suster-suster itu pura-pura bingung Yonna dan Jieun ikut berteriak-teriak memanggil namaku. Dan….
BRRRUK
Taecyeon terjatuh. Pingsan. Tak sadarkan diri. Aku langsung bangun, menatap tak percaya pada tubuh berbalut jas kebesarannya yang selalu ia banggakan. Semua suster, Yonna, Jieun dan tak terkecuali aku, melongo dengan mata sedikit membulat.
“ Kenapa jadi dia yang pingsan?” ucapan Jieun menyadarkan kami semua.
Rasa takjub dan tak percaya, itulah yang aku rasakan. Aku segera turun dari tempat tidur mendekati Taecyeon yang masih tergeletak tak berdaya di lantai rumah sakit.
“ Taecyeon-ssi,” ku tepuk pipinya perlahan tapi tak ada gerakan balasan.
Akhirnya kami mengangkat tubuhnya ke atas tempat tidur yang tadinya aku tiduri dan membawanya ke sebuah ruangan.
“ Dia kan dokter, bagaimana bisa seorang dokter malah pingsan saat keadaan gawat seperti itu,” ucap Jieun.
“ Aku jadi meragukan gelar dokternya,” lanjutku.
“ Berarti sudah terbukti kalau dia sangat mencintaimu, Suzy-a,” Yonna menyenggol lenganku, membuatku tersenyum penuh arti.
Beberapa saat kemudian dia mulai bergerak membuka matanya perlahan.
“ Suzy…” rancaunya belum sadar sepenuhnya.
“ SUZY…” sekarang teriakan itu bisa ku dengar.
Taecyeon mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan berhenti padaku yang masih berlumuran darah palsu. Dengan cepat dia beranjak dari tempat tidurnya menghampiriku lalu memelukku erat.
“ Apa aku ikut mati?” gumamnya setelah melepaskan pelukannya. Lalu mengarahkan tatapanya pada Yonna dan Jieun, “ Tapi kenapa kalian juga ada disini?” tanyanya menunjuk kedua sahabatku yang menahan tawa. wajah mereka sudah memerah sempurna kali ini.
“ Buahahahahahaha…” tawa kami bertiga pecah seketika.
Wajahnya bingung menatap kami bertiga. Frustasi..hanya itu yang bisa ku gambarkan.
“ Aku pasti sudah gila,” dia melangkah mundur sambil memegangi kepalanya.
“ Sepertinya sudah cukup, Suzy-a,” Yonna mulai bisa mengendalikan tawanya.
Aku menghela napas sebentar lalu melangkah mendekatinya, menjitak kepalanya keras.
“ Awww,” dia mengelus-elus bekas jitakanku.
“ Apa itu bisa menyadarkanmu?” tanyaku membungkukkan badan agar wajah kami sejajar.
Matanya yang sipit semakin menyipit menatapku.
“ Dokter Ok,” beberapa suster masuk keruangan ini. Aku kembali menegakkan badanku.
“ Syukurlah kau sudah sadar, kami merasa sangat menyesal. Maaf sudah ikut andil dalam rencana-“
“ Jadi kalian semua mengerjai aku?!” ucapnya menaikkan suaranya beberapa oktaf.
“ Happy birthday,” ucapku lembut lalu mengecup bibirnya sekilas. Bisa kuraakan kalau dia terkejut dengan kecupan singkatku.
“ Selamat ulang tahun…” teriak mereka serempak menyalakan kembang api sedangkan Yonna dan Jieun membawa kue yang kami sembunyikan dengan lilin berbentuk angka 24.
“ Ah…seharusnya aku tahu,” dia menghela napas, lalu.. “ Aku hanpir mati karena ulahmu tahu,” teriaknya yang berhasil membuat semua orang yang ada di ruangan ini menutup telinganya. Lalu memelukku erat dan kali ini sangat lama.
“ Ehem..” Yonna sengaja berdehem, Taecyeonpun melepaskan pelukannya.
“ Sampai kapan kau mau menelantarkan lilin yang hanpir meleleh habis ini, dokter Ok,” lanjut Jieun.
Taecyeon menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal itu lalu diam sesaat dan meniup lilin itu. Semua bergantian mengucapkan selamat ulang tahun dan Taecyeon berjanji akan mengadakan pesta kecil sepulang kerja dengan mereka semua.
“ Aku jadi meragukan gelar dokter mu itu,” ucap Jieun mengulang pertanyaanku saat kami hanya bertiga di kantor Taecyeon dengan bajuku yang sudah berganti.
“ Iya, bagaimana bisa seorang dokter malah pingsan disaat sang pasien kritis,” lanjut Yonna.
Lengan kanan Taecyeon melingkar di pingangku sedangkan sebelah kiri memegang segelas kopi.
“ Bisa-bisa kau dituntut,” Yonna menyesap kopinya.
“ Kalian ini bagaimana. Mana mungkin aku bisa berdiri tegak melihat wanita yang aku cintai meninggal didepan mataku dan aku tidak bisa berbuat apa-apa,” jawabnya yang sukses membuat pipiku memanas, kurasa sekarang pipiku sudah semerah tomat.
“ Cie..” kata Yonna dan Jieun menggodaku.
“ Sebenarnya hari ini aku libur, tapi ketika mendengar kabar dari Yonna tadi aku lagsung kesini,” lanjut Taecyeon lagi.
“ Ouh…gawat. Yonna, bukankah hari ini kita harus menghadap Profesor Choi,” ucap Jieun menepuk dahinya.
“ Bodoh,” balas Yonna melirik jam yang melingkar di lengannya lalu menyambar tas.
“ Suzy, oppa kita pergi dulu, sampai ketemu nanti malam,” teriak Yonna dari pintu.
“ Bye Suzy Taecyeon-ssi,” ucap Jieun menyusul Yonna, “ Bersenang-senanglah selagi sepi..hehe,” tambahnya mengedipkan sebelah matanya pada Taecyeon.
“ Ckckk,” decak Taecyeon lalu melirikku.
Aku hanya bisa menatap punggung mereka yang sudah menghilang di balik pintu.
“ Selalu seperti itu,” gumamku lirih.
Taecyeon meletakkan gelas kopinya dan turun dari meja yang kami duduki. Badannya sedikit membungkuk agar sejajar dengan wajahku dan meletakkan tangannya menyangga tubunya di kanan kiriku. Saat ini wajah kami hanya berjarak kurang lebih 10 cm membuatku bisa merasakan napasnya yang menerpa wajahku. Membuat wajahku kembali memanas dan deru jantungku yang tidak beraturan kembali muncul.
“ Jangan lakukan itu lagi,” ucapnya menatapku tajam.
Senyum itu langsung tersungging di bibirku.
“ Kalau kau masih ingin melihatku hidup jangan lakukan itu lagi. Arraseo?” jelasnya.
“ Ne,” jawabku malas. Memundurkan tubuhku menyangganya dengan kedua tanganku yang ku letakkan dibelakang, sebisa mungkin menjauhkan wajahku dari wajahnya, “ Tadinya aku hanya ingin memberimu kejutan, tapi kau malah pingsan,” lanjutku menegakkan tubuhku lagi hingga posisi semula untuk melihat ekspresinya.
Matanya menyipit.
“ Lebih tepatnya kau menguji jantungku,” balasnya.
Bibirku kembali menyungingkan senyum, “ Kau masih mencintaiku?”
Dia terdiam beberapa saat, “ Tentu saja. setelah kita berpisah satu tahun yang lalu, rasa cinta ini semakin dalam. Dan setelah itu, otakku hanya di penuhi dengan Suzy, Suzy dan Bae Suzy,” ucapnya mendekatkan wajahnya, “ Aku mencintaimu. Saranghae,”
Pertanyaan bodoh, aku jadi salah tingkah sendiri. Kupegang pipiku yang memanas dengan kedua tanganku.Taecyeon mendekatkan wajahnya mengambil tanganku dan meletakkannya di lehernya. Dia mulai mencium bibirku lembut, sebelah tangannya memegangi tengkuku agar ciumannya tidak terlepas. Ku balas ciumannya tak kalah lembut, menyalurkan kerinduan yang tertunda selama 1 tahun ini.
Jantungku berdebar sangat cepat setiap kali bibirnya bergerak lembut. jemariku mulai menyusup ke rambut hitamnya. Semakin lama ku rasa dadaku sesak, seakan semua oksigenku diambilnya.
CEKLEK…
”Ups,” suara seseorang menyadarkan kami. Taecyeon melepaskan ciumannya dan sedikit menjauh dari tubuhku. Aku segera memalingkan wajahku menyembunyikan rasa malu dan wajahku yang semerah kepiting rebus. Kami sama-sama salah tingkah.
“ M-Maaf dokter Ok, tapi anda di perlukan di ruang UGD,” ucap suster itu dengan wajah yang memerah.
“ Aku segera kesana,” jawab Taecyeon datar mengambil jasnya dan peralatan yang selalu bertengger di lehernya, “ Hari inikan jadwalku libur,” gumamnya mengerucutkan bibirnya lucu.
“ Aku segera kembali,” ucapnya lembut mengecup dahiku.
Aku hanya mengangguk, mataku terus mengikutinya sampai dia akan menutup pintu.
“ Oppa,” panggilku ketika dia akan menutup pintu.
“ Ne,”
“ Jangan pingsan lagi,” ucapku menahan tawa. Taecyeon menutup pintu dengan kesal dan tawakupun meledak.
END….^^
gomawo yang udah mau baca. RCL please...
menerima request FF, silahkan inbox ke http://www.facebook.com/kristinajrs atau tweet ke @kireinashfly.